Minggu, 19 September 2010

Kini Pria Juga Menjadi Korban KDRT

Posted by Psikologi Home Sweet Home 22.07, under | 1 comment

Amelia Ayu Kinanti - wolipop

img
Dok. : Thinkstock

KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) biasanya identik dengan kekerasan pada wanita. Namun menurut penelitian, pria pun kini menjadi korban KDRT.
Sebuah survei dilakukan di Inggris terhadap 41.000 pria. Dari survei yang dikutip dari Fox itu terbukti, 40 persen pria mengalami KDRT. Para pria yang mengalami KDRT, 50%nya menderita luka-luka yang cukup serius.

Ironisnya, seringkali kasus KDRT yang menimpa pria itu tak ditanggapi  serius. Baik pihak kepolisian juga pengadilan seakan tak mendukung kasus tersebut.
Oleh karena itu, sebuah yayasan peduli pria korban KDRT, ‘ManKind campaign group’ menjadikan penelitian tadi sebagai kekuatan mereka untuk  memperjuangkan haknya. Namun hingga saat ini, gerakan belum membuahkan hasil.
“Sepertinya pria (korban KDRT) menjadi klien kelas dua di bidang hukum,” sindir Mark Brooks, salah satu anggota ‘ManKind campaign group’.
Hmm..apakah Anda termasuk pelaku KDRT pada suami?
(kee/kee)

Sabtu, 18 September 2010

Gratis Ebook Psikologi : Luka Cinta Andrea

Posted by Psikologi Home Sweet Home 01.06, under | 3 comments






Pengarang : Suzanne O'Malley

Dengan tenang, O'malley menggambarkannya dalam bentuk biografi, psikiatri, biologi, dan sosiologi, juga pemahaman akan sistem peradilan kriminal dan sifat alami manusia, untuk melukiskan sebuah potret kompleks yang kini menjadi kian jelas .... Buku ini seolah memperlihatkan kekurangan pengetahuan medis kita mengenai hubungan antara kelahiran bayi dengan penyakit mental. Ini memang tidak umum, tapi merupakan alat pembelajaran yang bagus sekali

--------  Jurnal of The American Medical Association

Luka Cinta Andrea menceritakan kisah nyata seorang ibu yang dengan teganya membunuh kelima orang anak kandungnya sendiri. Sungguh mengerikan ! Apa yang sebenarnya terjadi pada diri si ibu ? Buku ini memuat kisah perjalanan Andrea, tidak hanya saat tragedi pembunuhan namun juga mengenai latar belakang kehidupannya. Memancing kita untuk menganalisis dan memahami apa yang sebetulnya ada di pikiran Andrea saat ia membenamkan satu per satu anaknya sampai meninggal.

KLIK DISINI YA untuk mendapatkan ebook gratisnya

Faktor Pemilihan Karir Pekerjaan pada Remaja

Posted by Psikologi Home Sweet Home 00.40, under | No comments

Dalam perkembangan sosio emosional remaja, terdapat suatu bahasan menarik mengenai remaja dalam pemahaman pekerjaan dan juga dalam penentuan pemilihan karir pekerjaan. Dalam keadaan yang normal, seseorang dapat memilih suatu pekerjaan yang disenanginya. Dalam hal ini subjektifitas orang akan nampak. Pada anak-anak dan remaja unsur subjektifnya tadi masih sangat menguasai sehingga pilihannya tadi tidak bisa terlalu realistis.
Misalnya anak kecil ingin menjadi sopir bis karena atas dasar pengalamannya yang masih terbatas, dirasa begitu menarik untuk duduk di belakang stir kendaraan yang begitu besar. Pilihan pekerjaan yang sungguh-sungguh bukanlah suatu tindakan sesaat saja, melainkan merupakan hasil suatu proses pemikiran dan pengalaman tertentu, walaupun hasilnya nanti mungkin juga dapat bersifat sementara lagi.
Dalam kenyataannya seorang remaja ketika menentukan pilihan karir, seringkali tidak dilakukannya sendiri. Berk (1993) menyatakan bahwa penentuan dan pemilihan karir seorang remaja ditentukan oleh berbagaa faktor diantaranya orang tua, teman-teman, gender, dan karakteristik diri sendiri. Berikut adalah penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan karir pekerjaan pada remaja.
Orang Tua
Orang tua ikut berperan dalam menentukan arah pemilihan karir pada anak remajanya. Walaupun pada akhirnya keberhasilan dalam menjalankan karir selanjutnya sangat tergantung pada kecakapan dan keprofesionalan pada anak yang menjalaninya. Karena hal ini berkaitan dengan masalah pembiayaan pendidikan, masa depan anaknya agar terarah dengan baik, maka sekalipun orang tua turut ikut campur agar anaknya memilih program studi yang mampu menjamin kehidupan karirnya.
Biasanya orang tua yang berkecukupan secara ekonomi menghendaki anaknya untuk memilih program studi yang cepat menghasilkan nilai materi, misalnya fakultas ekonomi (akuntasi, manajemen), teknik, farmasi, kedokteran (umum dan gigi) dan lain-lain. Anggapan orang tua, anak yang mampu memasuki program ini tentu akan terjamin masa depannya.
Dalam kenyataannya tak selamanya yang menjadi pilihan orang tua akan berhasil dijalankan oleh anaknya, kalau tidak disertai oleh minat bakat, kemampuan, kecerdasan, motivasi internal dari anak yang bersangkutan, hal inilah yang perlu diperhatikan.
Teman (Peer Group)
Tidak dipungkiri, pada kenyataannya, lingkungan pergaulan dalam kelompok remaja cukup memberi pengaruh pada diri seseorang dalam memilih jurusan program studi di SMA maupun Perguruan Tinggi. Mereka mungkin merasa tidak enak kalau tidak sama dalam pemilihan jurusan atau program studi. Pengaruh teman kelompok sebaya ini bersifat eksternal. Bila remaja tidak mempunyai dorongan internal, minat bakata atau kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau tuntutan, maka kemungkinan akan mengalami kegagalan.
Peran Jenis Gender
Stereotype masyarakat seringkali telah menilai terhadap jenis kelamin seseorang. Masyarakat menghendaki agar jenis tugas atau pekerjaan tertentu dilakukan oleh jenis kelamin tertentu pula. Memang baik diakui atau tidak, jenis kelamin kadang-kadang menentukan seseorang dalam memilih karir pekerjaan. Seorang perempuan mungkin akan mengambil karir yang kiranya dapat dijalaninya, tanpa banyak hambatan dengan peran jenis gendernya nanti di kemudian hari, misalnya sekretaris, dokter anak, psikolog anak, guru atau dosen, penunggu atau penjaga toko dan sebagainya. Demikian pula sebaliknya seorang laki-laki akan memilih sesuai dengan dirinya misalnya tentara, polisi, hakim, jaksa dan lain sebagainya.
Karakteristik Kepribadian Individu
Hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik pribadi yang mempengaruhi pemilihan program studi maupun karir individu, diantaranya bakat minat, kepribadian, dan intelektual. Sudah banyak lembaga pendidikan SMA yang mengadakan tes psikologi dengan membantu siswa-siswinya dalam menentukan jurusan agar sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal ini untuk menghindari penyesalan dalam pengambilan studinya atau merasa tidak cocok dengan minat bakatnya.
Keberhasilan dalam memilih dan menjalankan program studi serta karir pekerjaan sangat ditentukan karakteristik kepribadian individu yang bersangkutan. Individu yang memiliki minat, kemampuan, kecerdasan, motivasi internal, tanpa ada paksaan dari orang lain, biasanya akan mencapai keberhasilan dengan baik. Keberhasilan tidak dapat diukur secara materi finansial yang melimpah, tetapi seberapa besar nilai kepuasan hidup yang diperoleh melalui pilihan-pilhan tersebut.

dikutip dari:
http://www.psikologizone.com/remaja-pekerjaan-dan-pemilihan-karir

Kamis, 09 September 2010

Hima Psikologi FK Unlam gelar buka puasa bersama

Posted by Psikologi Home Sweet Home 16.44, under | No comments

Hima Psikologi FK unlam melaksanakan buka puasa bersama sekaligus penyambutan mahasiswa baru di gedung Histologi Universitas Lambung mangkurat.


Acara tahunan ini dilakukan sebagai ajang silaturahim seluruh mahasiswa serta dosen Psikologi Unlam dan sebagai moment pendalaman ibadah di bulan Ramahdan 1431 H. Pada kesempatan ini pula,Hima psikologi menyerahkan secara simbolis santunan kepada panti asuhan.




Pada moment tersebut di isi dengan rangkaian acara pembacaan Ayat suci Al Quran,siraman Rohani, dan perkenalan Hima serta mahasiswa baru.




Selain acara buka bersama, pada kesempatan itu juga di laksanakan shalat magrib berjamaah oleh seluruh civitas akademika psikologi Universitas lambung mangkurat.